FBPixel
Break Even Point Pengertian, Manfaat, & Bagaimana Cara Menghitungnya

Break Even Point: Pengertian, Manfaat, & Bagaimana Cara Menghitungnya

Ditulis pada 19 Apr 2022 oleh

Break even point adalah elemen perhitungan bisnis yang penting bagi para pemilik usaha. Perhitungan ini biasanya digunakan oleh pemilik bisnis untuk membandingkan penghasilan aktivitas bisnis dalam jangka waktu tertentu terhadap modal atau dana yang telah dikeluarkan. Tanpa adanya pemahaman yang baik tentang konsep menghitung BEP, bukan tidak mungkin Anda sebagai seorang pengusaha akan kesulitan dalam menentukan bagaimana posisi bisnis Anda sekarang.           

Apa Itu BEP

BEP adalah perhitungan bisnis yang menunjukkan berapa modal yang diperlukan untuk membuat produk dalam jumlah tertentu. Inilah mengapa, BEP selalu menampilkan persamaan antara total biaya dan harga suatu produk. Bagi pengusaha, memahami break even point adalah wajib hukumnya. Karena jika seorang pengusaha tidak dapat menghitung BEP, dia akan menghadapi masalah seperti misalnya sulit mematok perkiraan untung hingga memprediksi periode waktu balik modal. 

Manfaat BEP

Lalu, mengapa BEP sangat diperlukan dalam bisnis? Hal ini karena mengetahui BEP akan memberikan banyak manfaat untuk para pemilik usaha, yaitu:

Mengetahui Total Anggaran Produksi

Memahami BEP membuat Anda mengetahui berapa anggaran yang diperlukan untuk membuat suatu produk dalam jumlah tertentu. 

Komponen Utama Menghitung Laba

Apabila hendak menentukan besarnya margin laba atau standar keuntungan pada sebuah produk, komponen pertama yang perlu Anda hitung adalah BEP. 

Memperkirakan Waktu Balik Modal

Melalui BEP, Anda juga dapat memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai balik modal. Untuk mengetahui hal tersebut, Anda tentu harus tahu berapa banyak produk yang harus terjual dan lama waktu yang dibutuhkan. 

Analisis Keuntungan Bisnis

BEP bisa membantu Anda untuk menganalisis apakah suatu bisnis memang benar-benar dapat menghasilkan profit atau tidak. Hal ini karena menghitung Break Even Point adalah komponen dasar untuk menentukan keuntungan. 

Analisis Impas (Analisis BEP)

Dikutip dari pernyataan Bambang Riyanto (1997: 359), analisis impas merupakan suatu sarana yang dipakai untuk mengetahui korelasi antara biaya tetap, variabel, profit, dan jumlah penjualan. 

Dasar Anggapan Analisis Impas (Analisis BEP)

Sementara itu, berdasarkan pernyataan Munawir (2012: 197), terdapat beberapa dasar opini yang diterapkan untuk menganalisis BEP, yaitu:

Pengelompokan Biaya

Biaya dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Tak hanya itu, unsur biaya harus mampu diaplikasikan dengan tepat. 

Biaya Tetap Memiliki Besaran yang Konstan

Biaya tetap akan selalu memiliki besaran yang konstan hingga memenuhi level kapasitas. 

Biaya Variabel Memiliki Besaran yang Dinamis

Sementara itu, biaya variabel akan memiliki besaran yang berubah selaras dengan perubahan jumlah penjualan dan korelasi antara jumlah produksi dan besarnya penjualan. 

Harga Jual yang Tetap

Harga penjualan untuk setiap produk tidak akan mengalami perubahan berapapun volume penjualan satuan barang atau tidak terjadi perubahan harga. 

Hanya Membuat Satu Produk

Hanya ada satu jenis produk yang dijual. Jika ada lebih dari satu jenis, maka komposisi penjualan memiliki besaran yang sama.

Komponen dalam BEP

Break even point tersusun atas beberapa komponen penting yang saling berhubungan dalam penerapannya, yaitu: 

Fixed Cost atau Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya wajib yang selalu dikeluarkan ada atau tidaknya proses produksi. Contohnya biaya pemeliharaan mesin, menyewa gedung, dan perawatan kendaraan. 

Variable Cost atau Biaya Variabel

Angka biaya variabel akan mengikuti berapa banyak produk yang dibuat. Contohnya, biaya bahan baku, pembayaran tenaga kerja, dan membeli perlengkapan sekali pakai.

Mixed Cost atau Biaya Campuran

Gabungan dari biaya tetap dan variabel. Saat tidak ada proses produksi, besaran biaya akan konstan. Sedangkan saat terjadi proses produksi, besarnya akan semakin bertambah mengikuti jumlah barang yang dibuat. Contohnya, biaya pembayaran listrik, bensin, dan tagihan air. 

Harga Pokok Penjualan atau HPP

Setelah semua biaya diakumulasikan, akan muncul unsur BEP baru yang disebut dengan Harga Pokok Penjualan atau HPP. Harga ini besarnya akan sama dengan BEP. 

Margin Profit

Komponen terakhir dari Break Even Point adalah margin keuntungan yang harus Anda sertakan pada anggaran pokok setelah didapat BEP. Besarnya nominal unsur ini sepenuhnya berada dalam kuasa pemilik bisnis. 

Rumus BEP 

Tidak hanya satu, terdapat beberapa rumus atau formulasi yang bisa Anda pakai sebagai cara menghitung BEP bisnis Anda, di antaranya:

BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual Setiap Unit – Biaya Variabel Setiap Unit)

Adapun hasil pengurangan harga jual setiap unit dengan biaya variabel setiap unit menjadi rumus contribution margin

BEP = Biaya Tetap: Margin Kontribusi Setiap Unit

Sementara itu, apabila dikehendaki berupa mata uang Rupiah, maka dari rumus BEP dalam unit dikali dengan harga, didapatkan rumus: 

BEP Mata Uang = Harga Jual Setiap Unit x BEP Setiap Unit

Selain mengetahui rumus BEP, Anda juga perlu tahu apa itu margin kontribusi. Elemen tersebut dapat membantu Anda mengetahui profit setiap unit produk yang berhasil dijual. Rumusnya:

Margin Kontribusi = Total Penjualan – Biaya Variabel

Saat menghitung margin kontribusi, pastikan untuk memperhatikan besaran biaya variabelnya, baik hubungannya dengan biaya total atau jumlah penjualan. Margin kontribusi membuat Anda bisa memisahkan antara biaya produksi tetap dan keuntungan yang diperoleh. Dengan demikian, Anda bisa mengetahui kisaran harga jual produk. 

Grafik BEP

Grafik Break Event Point adalah salah satu cara yang banyak dipakai dalam menghitung titik impas. Grafik tersebut dapat menjadi unsur bagi Anda untuk mengamati bagaimana kondisi bisnis. Melalui grafik tersebut, Anda juga bisa mengevaluasi penjualan setiap tahun dan mengambil langkah perubahan di masa depan. 

Contoh Perhitungan BEP

Agar lebih memahami konsep dan perhitungan dan contoh BEP dalam suatu bisnis, Anda dapat memperhatikan sebuah soal berikut: 

Suatu perusahaan bernama Putra Abadi memiliki rencana produksi dan data anggaran seperti berikut:

  • Biaya tetap selama satu bulan: Rp150 juta yang terdiri dari:
    • Pembayaran pemilik dan pegawai = Rp88.000.000
    • Penyusutan kendaraan = Rp2.000.000
    • Menyewa kantor = Rp20.000.000
    • Menyewa pabrik = Rp40.000.000
  • Biaya variabel setiap unit sebesar Rp80 ribu yang terdiri dari:
    • Bahan baku = Rp35.000
    • Upah tenaga kerja langsung = Rp25.000
    • Biaya lainnya = Rp20.000
    • Harga jual setiap unit = Rp100.000

Selanjutnya, menghitung BEP perusahaan dalam rasio unit, yaitu:

BEP Unit = Biaya Tetap : (Harga Setiap Unit – Biaya Variabel Setiap Unit)

= Rp150.000.000 : (Rp100.000 – Rp80.000)

= Rp7.500.

Sementara itu, BEP dalam rasio Rupiah didapatkan:

BEP Rupiah = Biaya Tetap : (Margin Kontribusi : Harga Setiap Unit)

= Rp150.000.000 : (Rp20.000 / Rp100.000)

= Rp750.000.000

Jadi, BEP dalam versi Rupiah perusahaan adalah Rp750 juta.

Selain mengetahui rumus dan perhitungan BEP, Anda juga membutuhkan strategi pemasaran yang tepat untuk kelangsungan bisnis. Anda dapat menggunakan tool canggih yang tersedia di AturToko. Mulai dari pengaturan bujet iklan hingga memaksimalkan kerja sosial media, AturToko memberikan yang terbaik untuk Anda. Yuk, segera daftar!

English